Isi Artikel
Dalam ilmu biologi terdapat bab pembelajaran klasifikasi makhluk hidup. Tidak kalah penting dengan materi lainnya, bab ini menjelaskan tentang pengelompokan terhadap makhluk hidup. Baik manusia, tumbuhan, hewan hingga organisme kecil.
Dengan adanya pengelompokan Anda akan semakin dimudahkan untuk membandingkan, mempelajari dan mengidentifikasi ciri makhluk hidup.
Sistem ini dicetuskan pertama kali oleh Carolus Linnaeus, seorang ahli biologi berkebangsaan Swedia. Awalnya ia membuat klasifikasi binominal yang hanya terbagi menjadi dua yaitu animalia (hewan) dan vegetabilia (tumbuhan).
Tujuan utamanya cukup sederhana, yakni untuk mempermudah deskripsi tiap jenis makhluk hidup. Penemuan metode ini berkembang hingga menjadi sistem klasifikasi modern.
Terdapat 5 pembagian sistem yang paling sering dipakai. Mulai dari sistem klasifikasi 2 kingdom, 3 kingdom, 4 kingdom, 5 kingdom, 6 kingdom hingga 7 kingdom.
Pembagian ini merupakan imbas dari ilmu yang terus menerus mengalami perkembangan. Yang pasti pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan sistematis untuk meminimalisir kesalahan fatal pada akhir penelitian.
Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai sistem pengelompokan ini. Namun bisa disimpulkan kalsifikasi makhluk hidup adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengelompokan objek makhluk menjadi suatu unit atau golongan tertentu. Berbagai hal yang menjadi dasar sistem pengelompokan ini.
Antara lain berdasar ciri fisik, cara reproduksi, morfologi, perkembangan gen, kromosom, zat biokimia, habitat hingga ukurannya.
Pemahaman mendalam mengenai materi ini bisa dipelajari lewat ilmu Taksonomi. Berawal dari C. Linnaeus sebagai pencetus yang memperkenalkan klasifikasi dengan urutan tertentu. Urutan untuk hewan : Kingdonm – Filum – Klass – Ordo – Familia – Genus – Spesies. Sedangkan untuk tumbuhan : Kingdom – Divisio – Klass – Ordo – Familia – Genus – Spesies. Urutan tersebut disusun dari yang tertinggi (paling umum) hingga tertendah (spesifik).
Baca Juga: Zat Aditif
Untuk penamaan objek klasifikasi dilakukan dengan melihat genus dan spesiesnya. Selain itu terdapat beberapa aturan mutlak yang harus diterapkan. Aturan ini telah lama disepakati dan di jadikan acuan baku dalam metode penamaan ilmiah. Untuk lebih memahaminya berikut tata cara yang harus Anda ketahui :
- Bahasa Latin merupakan satu – satunya bahasa yang bisa digunakan untuk penamaan objek.
- Nama terdiri dari dua bagian, pertama di awal dengan nama genus dan selanjutnya diikuti nama spesies.
- Nama harus ditulis dengan huruf cetak bergaris bawah atau italic (di miringkan).
- Huruf kapital harus digunakan hanya pada kata awal (bagian genus)
- Kata kedua pada penamaan (bagian spesies) tidak menggunakan huruf kapital sama sekali.
Contohnya penamaan ilmiah untuk tanaman padi. Oryza sativa atau bisa juga ditulis Oryza sativa. Oryza merupakan nama genus, sedangkan sativa merupakan nama spesies.
Semua aturan diterapkan mulai dari penggunaan bahasa Latin, penggunaan huruf kapital dan aturan penulisan lainnya. Hal ini digunakan agar mengenalinya.
Sistem Klasifikasi 2 Kingdom
Setelah mengenali cara penulisan nama ilmiah, Anda juga harus mengetahui pemaparan berbagai macam sistem klasifikasi dimulai dari yang paling sederhana yaitu sistem klasifikasi 2 kingdom. Sistem ini di prakarsai oleh Carolus Linnaeus dan jadi sistem klasifikasi modern yang pertama kali digunakan oleh banyak orang.
Sistem ini digunakan sejak tahun 1735. Keberadaannya sangat membatu dalam perkembangan ilmu biologi dan taksonomi khususnya.
Walaupun begitu, sistem awal ini dinilai kurang sempurna karena pembagian klasifikasinya yang masih sangat umum. Dibalik kekurangan itu sistem ini di jadikan sebagai acuan awal pengembangan sistem klasifikasi berikutnya.
Sistem Klasifikasi 3 Kingdom
Beralih pada sistem klasifikasi 3 kingdom. Klasifikasi ini merupakan hasil pengembangan dari sistem sebelumnya, yakni sistem klasifikasi 2 kingdom.
Pada tahun 1866 Ernst Haeckel mempelopori sistem ini. Pembagiannya mencakup kingdom animalia (hewan), plantae (tumbuhan), dan protista (organisme multiseluler dan organisme bersel satu).
Kingdom Protista digunakan untuk makhluk yang memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus. Protista dibagi menjadi dua filum.
Pertama, filum protozoa yang dikhususkan untuk menyebut makhluk bersel satu. Kedua, Protophyta atau dikenal juga dengan Thallophyta untuk menyebut makhluk bersel satu seperti bakteri atau alga.
Sayangnya sistem ini masih disebut belum sempurna. Alasannya karena dalam bakteri ditemukan inti sel dan tidak dapat digolongkan dalam kingdom manapun. Terlepas dari itu, sistem ini menjadi acuan untuk klasifikasi organisme multiseluler atau uniseluler (bersel satu). Kedepannya organisme bersel ini memiliki klasifikasi tersendiri.
Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
Sistem klasifikasi 4 kingdom di buat dan di kembangkan oleh dua ilmuwan ternama tetapi dengan klasifikasi yang berbeda – beda. Copeland membuat 4 klasifikasi menjadi kingdom Prototista, kingdom Monera, kingdom Metazoa dan kingdom Metaphyta. S
edangkan Whittaker membagi sistem klasifikasinya menjadi kingdom Plantae, kingdom Animalia, kingdom Protista, dan kingdom Fungi.
Walaupun berbeda masing – masing klasifikasi memiliki keunggulan tersendiri. Copeland dengan ragam klasifikasi barunya yang didasari oleh sifat sel dan sistem perkembang biakan embrionya.
Sedangkan Whittaker dengan trobosan membuat klasifikasi terbaru yaitu kingdom Fungi alias jamur. Alasannya karena jamur merupakan organisme dengan karakter yang berbeda dari hewan maupun tumbuhan.
Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Sistem ini pernah di anggap sebagai sistem klasifikasi yang paling sempurna hasil dari pengembangan sistem klasifikasi 4 kingdom. Dikatakan sempurna karena di dalamnya memuat klasifikasi kingdom monera yang cukup rumit.
Namun, lagi – lagi sistem ini banyak dikatakan kurang relevan karena monera memiliki banyak jenis. Sehingga perlu dibuat kingdom dengan spesifikasi lebih detil.
Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
Pada tahun 1977 seorang ahli biologi bernama Carl Woese menciptakan klasifikasi 6 kingdom yang disinyalir sebagai sistem klasifikasi makhluk hidup paling lengkap.
Sesuai namanya, sistem ini mencakup kingdom Plantae, kingdom Animalia, kingdom Mycota, kingdom Protista, kingdom Eubacteria, dan kingdom Archaebacteria.
Kingdom Archaebacteria dibuat berdasarkan temuan organisme monera bernama Archaebacteria di kedalaman air samudra. Kehadirannya menjadi perdebatan di kalangan peneliti.
Ada yang berpendapat bahwa Archaebacteria seharusnya masuk ke kingdom Eubacteria karena kemiripan sifatnya. Namun ada juga yang berpendapat klasifikasi Archaebacteria sangat membantu dalam melakukan pengklasifikasian.
Sistem Klasifikasi 7 Kingdom
Tergolong sistem terbaru yang sudah banyak dipakai dan diterapkan dalam dunia penelitian hingga ilmu biologi. Pembagian didalamnya cukup spesifik, diantaranya kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Protista, kingdom Chromista, kingdom Eumycota, kingdom Eubacteria dan kingdom Archaebacteria.
Klasifikasi 7 kingdom dibuat berdasar pada jenis sel dalam makhluk hidup yaitu eukariot dan prokariot. Kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Protista, kingdom Chromista dan kingdom Eumycota termasuk ke dalam golongan eukariotik.
Dua kingdom lain yaitu kingdom Eubacteria dan kingdom Archaebacteria masuk dalam golongan prokariotik.
Kingdom Chormista adalah kingdom terbaru yang di berisi berbagai jenis Fungi dan Protista seperti Oomycota, Bacillariophyta, Hyphochytriomycota, Xanthophyta, Silicoflagellates, Phaeophyta dan Chrysophyta.
Klasifikasi ini sangatlah membantu karena lebih spesifik dalam mengelompokan objeknya. Saat ini perkembangan sistem klasifikasi makhluk hidup masih terus dilakukan demi menemukan hasil paling mutlak.