Isi Artikel
Majas merupakan perangkat sastra yang selalu ada di setiap karya tulis. Fungsi utamanya untuk memperindah tatanan kalimat dalam suatu karya tulis. Sebenarnya majas memiliki banyak jenis. Contohnya hiperbola, simile, personifikasi, litotes dan metafora. Salah satu yang paling sering dipakai adalah majas metafora.
Keberadaan majas sejak lama menghiasi karya penulis terkenal luar negeri seperti Mark Twain dan William Shakespreare. Puisi, novel, naskah drama hingga cerpen tidak luput dari penggunaan majas.
Penulis Indonesia seperti Adjip Rosyidi dan Chairil Anwar memakai majas tersebut sehingga memberi citra tersendiri terhadap karyanya. Lebih menarik bagi pembaca walaupun menyebabkan berbagai macam pemaknaan.
Metafora sering digunakan karena mudah diterapkan. Bahkan ada juga yang secara tidak sadar telah menerapkan majas ini dalam karya tulisnya.
Jika Anda hendak memulai menulis sebuah karya ada baiknya untuk mengenal metafora sebagai salah satu alat yang digunakan untuk menambah daya tarik dari karya tulis Anda.
Pengertian Majas Metafora
Majas metafora atau dikenal juga dengan sebutan metaphor adalah majas perbandingan yang membandingkan suatu hal pada hal lain secara langsung.
Bisa diartikan bahwa majas ini bekerja dengan memakai sebutan lain untuk menyebutkan sesuatu. Contohnya “Si Jago Merah” yang ditujukan untuk api yang tengah membakar sesuatu.
Ciri umum metafora yaitu penggunaan kata kiasan pada suatu kalimat. Kata yang dipakai memiliki kemiripan warna, bentuk atau makna yang cukup dekat.
Dalam penulisannya metafora biasa menghindari kata hubung seperti, laksana, bak, layaknya atau sejenisnya. Majas langsung melakukan perbandingan terhadap objek melalui kata kiasan.
Macam-Macam Majas Metafora
Orrecchioni adalah ahli sastra yang membagi majas ini menjadi dua macam bentuk yaitu metafora in praesetia dan metafora in absentia. Keduanya berperan sebagai majas perbandingan.
Dengan fungsi yang sama mengalihkan sebuah bentuk kata ke kata atau frasa yang lain. Siapkan catatan Anda karena selanjutnya akan dibahas lebih dalam terkait 2 bentuk majas tersebut.
#1 Metafora in Praesetia
Metafora in Praesetia merupakan majas dengan maksud tertuju secara langsung. Jenis ini menyandingkan kata kiasan dengan objek yang dibandingkan.
Biasanya dalam satu kalimat langsung ditulis beriringan. Sehingga memudahkan pembaca untuk menentukan makna eksplisit atau makna sebenarnya. Contohnya : “Pak Sugeng seperti lintah darat”
Antara objek dengan majas ditulis sejajar. Selain itu frasa “lintah darat” secara langsung ditujukan untuk Pak Sugeng dengan perantara kata “seperti”. Kalimat ini berarti menunjuk Pak Sugeng yang seperti penagih utang alias lintah darat.
#2 Metafora in Absentia
Majas metafora in absentia sengaja dibentuk untuk menyimpangkan makna. Sehingga makna yang tersampaikan tidak akan terlihat langsung atau disebut juga makna implisit. Butuh pengetahuan lebih untuk mengetahui arti sebenarnya. Contoh penerapannya ada pada kalimat : “Malam itu pria hidung belang ditangkap polisi”
“Hidung belang” disana merupakan metafora in absentia. Bisa berarti pria yang mempunyai hidung bermotif belang atau merujuk pada pria bermakna negatif. Tidak semua orang tau arti sebenarnya dari hidung belang dalam kalimat itu. Butuh pemahaman lebih untuk menemukan makna implisit yang ditujukan pada majasnya.
10 Contoh Kalimat Bermajas Metafora beserta Penjelasannya
Setelah mengenal jenis – jenis majas metafora, ada baiknya Anda menambah pemahaman mengenai majas tersebut secara keseluruhan agar lebih mantap dalam menggunakannya.
Berikut akan dibahas beberapa contoh penerapan majas metafora in praesetia dan metafora in absentia yang bisa dijadikan referensi dalam penggarapan sebuah karya.
1. Adinda adalah kembang desa yang akan dipersunting Watejo bulan depan
“kembang desa” merupakan metafora dari perempuan idaman paling cantik. Bukan nama bunga yang tumbuh di desa. Berarti Adinda perempuan idaman di sebuah desa akan di nikahi seseorang. Kalimat ini menggunakan jenis metafora in praesetia.
2. Hari ini sang raja siang terbit dengan malu – malu
Sama seperti contoh yang sebelumnya, kalimat ini menggunakan jenis metafora in praesetia. “Raja siang” ditulis untuk menggantikan kata matahari. Secara langsung kalimat tersebut memiliki makna matahari terbit namun tertutupi awan.
3. Dewi malam telah muncul menemani malam yang gelap
“Dewi malam” bisa diartikan sebagai bulan. Cahayanya yang cantik sering disandingkan dengan kata dewi. Kalimat tersebut berarti bulan telah muncul pada malam hari. Metafora in praesetia digunakan dalam kalimat diatas.
4. Si Raja hutan mencabik mangsanya dengan sangat lahap
Raja hutan disini bermakna singa. Hewan tersebut sering disebut “raja hutan” dan dalam kalimat ini berfungsi sebagai majas metafora. Seperti yang banyak diketahui singa merupakan hewan buas dengan kasta tertinggi. Kalimat tersebut bermakna singa liar yang tengah memakan mangsanya dengan sangat lahap.
5. Ibu mana yang tidak menyayangi buah hatinya
Metafora in absentia digunakan dalam kalimat ini. “Buah hati” bisa diartikan sebagai seorang anak ataupun hati yang berbuah. Bisa juga arti yang lain tergantung pada orang yang mengartikannya.
Namun yang paling masuk akal yaitu buah hati yang bermakna seorang anak. Kalimat di atas berarti merupakan pernyataan tidak ada ibu yang tidak menyayangi anaknya.
6. Andi seorang kutu buku yang menyukai buah apel
“kutu buku” berarti orang yang rajin dan suka membaca. Tapi tidak menutup kemungkinan bermakna kutu yang bersarang di buku. Metafora in absentia yang digunakan lebih dominan merujuk pada makna seseorang yang rajin. Kalimat di atas berarti Andi seorang yang rajin membaca buku dan menyukai buah apel.
7. Kembang desa yang cantik itu telah hidup sendiri selama 7 tahun lamanya
Lagi, metafora in absentia digunakan dalam kalimat. “Kembang desa” bisa bermakna bunga yang tumbuh di desa atau perempuan cantik asal desa.
Tinggal memilih makna mana yang sekiranya cocok dan lebih tepat untuk dimaknai dalam kalimat. Untuk kalimat diatas berarti perempuan asal desa yang telah lama hidup sendiri.
8. Apakah Anda tau tikus kantor? Binatang yang hobinya memakan uang rakyat
Metafora in absentia biasa dipakai untuk memperhalus kata. “Tikus kantor” bisa jadi di artikan sebagai tikus yang berkeliaran di sekitar kantor. Namun pada kasus ini dimaknai sebagai koruptor.
Berarti kalimat pertanyaan sekaligus pernyataan tersebut merujuk pada pelaku koruptor yang memakan uang rakyat.
9. Malaikat tanpa sayap itu menghampiriku ketika masalah besar menerpa
Sering mendengar frasa “malaikat tanpa sayap” bukan? Jika iya itu termasuk metafora yang memiliki makna seseorang yang membantu tanpa meminta pamrih. Anda bisa menggunakannya pada karangan tulis Anda untuk menambah kesan dramatis. Majas ini bisa termasuk ke jenis metafora in praesetia.
10. Buku adalah jendela dunia
Mungkin tidak bisa dibayangkan ukuran jendela sebesar dunia. Maka itu “jendela dunia” merupakan metafora yang memiliki arti jalan untuk menjangkau dunia yang lebih luas. Jadi kalimat diatas berarti buku merupakan alat yang bisa mengantarkan seseorang pada pengalaman lebih luas.