Isi Artikel
Bagi Anda yang memiliki selera bacaan yang menggelitik dan penuh dengan sindiran tentu tak asing dengan istilah anekdot. Ya, teks ini memang sarat akan kelucuan sehingga bisa membuat Anda tertawa akan guyonannya. Perlu digaris bawahi bahwa humor yang ditulis dalam teks anekdot umumnya menjurus pada kritikan atau sindiran.
Bahasa yang digunakan pun cenderung bergaya sarkas, tak jarang diiringi kritik pedas. Meski pada akhirnya, semua terbungkus dalam balutan cerita yang mengundang tawa. Tak hanya dalam bentuk cerita narasi, teks ini juga bisa berwujud dialog singkat yang mengandung pesan moral antara dua tokoh.
Anekdot bisa saja berwujud singkat seperti sebuah kelakar saja. Namun, dasarnya teks anekdot selalu berdasarkan kejadian nyata dan melibatkan tokoh real, bukan fiksi. Meski seiring berjalannya waktu, terjadi modifikasi dan menjadikannya sebagai sebuah cerita fiksi saja.
Pengertian Teks Anekdot
Secara pengertian, teks anekdot adalah suatu tulisan berisi cerita singkat yang mengandung unsur kelucuan di dalamnya dengan maksud menyampaikan kritikan secara terselubung.
Tak mengherankan jika teks ini sarat akan kalimat sindiran terhadap beberapa polemik yang tengah terjadi di masyarakat, baik dalam bidang layanan publik, lingkungan, politik, sosial, dan aspek lainnya.
Ciri-Ciri Teks Anekdot
Untuk mengenali suatu teks termasuk dalam kategori anekdot atau bukan, Anda bisa mengamatinya berdasarkan beberapa ciri khas berikut ini.
1. Berisikan cerita kerangan yang terlihat seperti perumpamaan. Dalam struktur anekdot umumnya tertulis dalam bentuk narasi, menyerupai dongeng.
Selain itu, cerita yang dikisahkan di dalamnya berupa imajinasi semata, atau kadang memang diangkat dari peristiwa nyata dengan sedikit tambahan imajinasi untuk membuatnya lucu sekaligus sarkastik.
2. Menampilkan sosok tokoh ataupun figure yang memang kerap dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat, utamanya orang-orang penting.
Hal ini karena anekdot memang menyindir kehidupan yang memang terjadi di lingkungan sekitar. Kerap kali pemerintah yang dijadikan objek sindiran untuk mengungkapkan keresahan masyarakat bawah dengan cara yang jenaka.
3. Memiliki sisi humoris, jenaka, dan menggelitik, namun sebenarnya lelucon di dalamnya bermaksud sarkastik. Ya, teks anekdot memang dibuat untuk menyampaikan kritik dengan cara yang tak biasa. Yakni melalui guyonan yang menyindir berkaitan dengan isu-isu yang telah menjelma sebagai sebuah rahasia umum.
4. Mengandung kritikan dan tujuan yang jelas. Memang anekdot diperuntukkan guna menyentil pihak yang dianggap tidak benar dengan cara lucu. Dengan begitu, diharapkan kritik yang disampaikan lebih mengena dan mampu diterima oleh semua pihak.
5. Kerap mengusung karakter tentang hewan ataupun manusia ke dalam ceritanya. Kesemuanya diceritakan serealistis mungkin agar terasa dekat dengan masyarakat, meski kadang terdapat pula bualan di dalamnya.
Tujuan Teks Anekdot
Meski identik dengan alur cerita yang lucu dan menggelitik, anekdot memiliki beberapa tujuan bagi yang bisa memahaminya. Berikut ini tujuan dari dibuatnya anekdot, antara lain;
- Untuk menghibur pembaca dengan menyajikan cerita yang ringan dan correlated dengan kehidupan yang ada di masyarakat.
- Sebagai media berbagi kisah jenaka untuk mengundang tawa pembaca agar bisa melepas penat.
- Sebagai media untuk menyampaikan kritik secara terselubung karena disampaikan dalam balutan cerita yang apik dengan beberapa tambahan kelakar nan menggelitik.
- Sebagai gambaran masyarakat dan polemik yang ada saat itu, namun tentu dengan berbagai penyesuaian.
- Sebagai sarana edukasi untuk mengenalkan materi baru pada masyarakat awam dengan cara yang santun sekaligus satir, namun tetap bisa diterima oleh masyarakat. Dengan pengemasan cerita yang ringan, tentu hal baru akan mudah dimengerti.
- Sebagai sarana memperkenalkan masyarakat agar melek politik. Dengan pendekatan melalui guyonan renyah, tentu poin yang hendak disampaikan lebih bisa diterima dengan baik.
Kaidah Bahasa Teks Anekdot
Dalam menuliskan anekdot, ada kaidah-kaidah yang kerap digunakan oleh sang penulis. Beberapa di antaranya adalah;
1. Menggunakan latar waktu di masa lampau. Tak mengherankan karena banyak anekdot ini menggunakan perumpamaan dalam tekniknya bercerita. Dengan begitu, sentilan mengenai keadaan di masa sekarang dan tempo dulu menjadi makin kentara, terlebih jika membandingkan keduanya.
2. Kerap menggunakan kata penghubung alias konjungsi. Hal ini akan mempererat hubungan antar-kalimat dan antar-paragraf hingga cerita bisa menjadi satu kesatuan utuh.
3. Terdapat beberapa kalimat imperatif di dalamnya, entah dalam percakapan/ dialog maupun narasi. Keberadaan kalimat bernada menyuruh ini adalah untuk membuat pihak lain melakukan kemauan kita.
4. Menggunakan beberapa pernyataan retorik. Artinya, kalimat pertanyaan yang disampaikan di dalamnya kadang bersifat umum dan si penanya pun sebenarnya sudah tahu jawabannya namun tetap menanyakannya. Contohnya ‘Sekarang apa kamu merasa bahagia setelah bergelimang harta sementara ibumu menderita seperti itu?’
5. Menggunakan verba di dalamnya. Penggunaan kata kerja atau verba ini tentu merupakan syarat wajib untuk membentuk satu kalimat utuh dalam cerita.
6. Menggunakan kata seru.
Struktur Teks Anekdot
Sebagai salah satu cerita yang menghibur, teks anekdot memiliki struktur sebagai berikut;
- Abstraksi, yakni bagian yang menjadi awal atau pengenalan teks tersebut. Seperti prolog, abstraksi berfungsi untuk memberikan gambaran secara umum agar pembaca tidak kebingungan.
- Orientasi, di bagian ini pembaca akan diperkenalkan dengan awal peristiwa tersebut, bagaimana kejadian dan latar belakangnya. Orientasi merupakan pengantar cerita.
- Krisis, merupakan bagian pokok yang berisikan permasalahan utama dengan konflik yang telah memuncak.
- Reaksi, yakni bagian yang berisi penyelesaian masalah dengan menggunakan teknik yang unik dan berbeda.
- Koda, merupakan bagian penutup untuk mengakhiri cerita pada teks tersebut
Contoh Teks Anekdot
Berikut ini adalah contoh teks anekdot yang bisa menjadi referensi.
Cerita Si Maling Sandal
Aden adalah seorang yang sederhana dan senang berjalan kaki kemana-mana. Bahkan dalam urusan ke rumah Pak RT untuk memperpanjang KK-nya, ia memilih berjalan kaki saja. “Hemat” pikirnya.
Malangnya dalam perjalanan pulang, Aden tersenggol pengendara sepeda motor. Untungnya ia tak menderita cedera apapun, ia hanya kaget saja dengan kemunculan motor yang tiba-tiba. Ia pun melompat hingga sandalnya putus.
Aden terdiam sejenak. Ia tak bisa membayangkan murka istrinya jika mengetahui sandalnya putus, padahal baru beberapa hari lalu dibelikan. Ia pun memutar otak untuk mendapatkan penggantinya.
Akhirnya, Aden memutuskan untuk mampir ke masjid. Ia mengambil sepasang sandal yang tergeletak di beranda masjid dan hendak memakainya pulang. Sayangnya, ada yang mengetahui kelakuan Aden dan membawanya di kantor polisi.
Di sana Aden bertemu dengan seorang koruptor yang dijatuhi hukuman 5 hari penjara untuk korupsinya yang mencapai angka 1 milyar. Aden merasa tenang, koruptor yang sekakap itu saja hanya divonis 5 hari, tentu ia hanya membutuhkan beberapa jam saja untuk mempertanggungjawabkan aksinya.
Bagai disambar petir di siang bolong, ternyata Aden dijatuhi hukuman 2 tahun penjara. Ia pun naik pitam karena merasa hukuman tersebut tak adil untuknya. Lantas, ia pun menanyakannya pada hakim.
Hakim pun menjawab “Sandal yang kau curi dari seseorang harganya 30 ribu rupiah, sementara koruptor itu mengambil 1 milyar uang rakyat. Padahal rakyat Indonesia jumlahnya mencapai 200 juta, jika dibagi, ia hanya mengambil 5 rupiah dari tiap orangnya.”
Aden pun malu, ia menyesali mengapa tak menjadi koruptor saja.